OBAT GANGGUAN LAMBUNG
4.1 Pendahuluan
Maag berasal dari
bahasa Belanda yaitu Lambung, Seseorang yang di katakan maag, Bila orang
tersebut mengalami gejala-gejala seperti sakit dan perut tidak nyaman. Gejala
lainnya yang dirasakan adalah sendawa, perut kembung, mual, muntah merasa penuh,
atau merasa terbakar di perut bagian atas dapat muncul secara tiba-tiba dalam
waktu yang singkat (Akut), waktu yang lama (Kronik), atau karena kondisi khusus
seperti adanya penyakit lain. Salah satu maag akut adalah rasa tidak nyaman
ketika mengkonsumsi alkohol maupun asetosal .
Sistem pencernaan
makanan dimulai didalam mulut dimana makanan dihaluskan sambil diaduk dengan
ludah yang mengandung suatu enzim emilase yaitu ptialin, yang
berfungsi menguraikan karbohidrat. Setelah itu ditelan dan adukan dilanjutkan
dengan gerakan peristaltik ke lambung dengan bantuan getah lambung yang terdiri
dari asam lambung dan pepsin, yaitu suatu enzim proteolitik yang
disekresi oleh selaput lendir lambung sehingga terbentuk chimus .
Di seluruh lambung
usus inilah dapat timbul berbagai gangguan penyakit baik yang disebabkan oleh
terganggunya produksi enzim pencernaan maupun yang disebabkan oleh
infeksi-infeksi usus oleh kuman
4.1.1 Tinjauan
Secara Farmakologi
Secara umum lambung
memproduksi suatu asam yang disebut asam klorida yang berfungsi membantu proses
pencernaan protein. Lambung, usus dan eshopagus sendiri (yang juga
terdiri dari protein) dilindungi dari kerja asam melalui beberapa
mekanisme, dan apabila kadar asam yang dihasilkan terlalu banyak maka mekanisme
perlindungan ini tidak terlalu kuat / kurang kuat dalam melindungi lambung,
usus, dan esphagus terhadap kerja asam lambung merusak pada organ-organ tersebut dan
menghasilkan gejala seperti rasa sakit pada perut ulu hati terasa seperti
terbakar.
Penting diketahui
bahwa ketika mengkonsumsi antasid ini pada saat perut kosong hanya menghasilkan
efek sekitar 20-40 menit, karena secara cepat antasid akan di distribusikan ke duodenum. Jika dikonsumsi sesudah makan, antasid
memberi efek sekitar 3 jam, hal ini dikarenakan adanya makanan yang akan
memperlambat “penghilang” antasid dari dalam lambung. Sangat penting di ingat,
ketika menggunakan antasid anda harus berkonsultasi pada apoteker untuk
menghindari adanya interaksi antara antasid dengan obat-obat lain.
4.1.2
Penggolongan Secara Farmokologi :
1. Anti
Hiperasiditas
Obat
dengan kandungan alumunium dan atau magnesium ini bekerja secara kimiawi dengan
mengikat kelebihan HCL dalam lambung. Magnesium atau alumunium tidak larut
dalam air dan dapat bekerja lama di dalam lambung sehingga tujuan pemberian
antasid sebagian dapat tercapai.
Sediaan
yang mengandung magnesium dapat menyebabkan diare (bersifat pencahar) sedangkan
sediaan yang mengandung alumunium dapat menyebabkan konstipasi (sembelit)
maka biasanya kedua senyawa ini dikombinasikan. Persenyawan molekul antara Mg
dan Al hidrotalsit.
2. Perintang
Reseptor H2 (Antagonis Reseptor H2)
Semua
antagonis reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan duodenum dengan cara mengurangi
sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2.
Pengobatan
bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, membuat penderita lebih tenang dan
beristirahat, juga penderita tidak mengalami kembung. Antasida sering
dikombinasikan :
Dimetikon (dimetilpoliksiloksan) berfungsi
memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah diserap dengan demikian
dapat mencegah masuk angin, kembung, dan sering buang angin (flatulensi).
3. Penghambat pompa proton (PPI)
Obat-obat ini mengurangi sekresi asam (yang normal dan
yang dibuat) dengan jalan menghambat enzim secara selektif dalam sel-sel
parietal. Kerjanya panjang akibat akumulasi di sel-sel tersebut. Kadar penghambatan asam tergantung dari dosis
dan pada umumnya lebih kuat dari pada perintangan oleh H2-blokers.
4. Zat pelindumg ulcus.
Menutup tukak dengan suatu lapisan pelindung terhadap
serangan asam pepsin.
Kontra indikasi :
Antasid bekerja
dengan cara menetralkan asam lambung yang belebih, dan melindungi selaput
lendir lambung. Antasid yang beredar di pasaran biasanya terdiri dari campuran
garam alumunium dan garam magnesium, agar tidak menimbulkan rasa sembelit atau
diare, kadang-kadang antasid juga mengandung simetikon yang berfungsi untuk
membantu pengeluaran gas berlebih di dalam saluran cerna.
Semua obat antasid
digunakan untuk mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkan oleh kelebihan asam
lambung, tukak lambung, granitis, tukak usus dua belas jari, mual, nyeri
lambung, nyeri ulu hati dan kembung pada lambung.
Hal
yang harus diperhatikan :
·
Tidak
dianjurkan penggunaan antasid pada penderita yang alergi pada alumunium,
kalsium, magnesium, simetikon, natrium bikarbonat dan bismut.
· Tidak
dianjurkan pemakaian antasid lebih dari 2 minggu, kecuali atas petunjuk dokter.
· Penggunaan
terbaik adalah pada saat gejala timbul seperti ada saat keadaan lambung kosong
dan waktu menjelang tidur malam.
· Dikonsultasikan
dengan dokter apabila :
1. Penderita
yang sedang diet rendah natrium, karena beberapa antasid mengandung banyak
natrium.
2. Wanita
hamil dan menyusui serta anak dibawah 6 tahun atau lanjut usia.
3. Antasid
dapat mengganggu absorpsi obat-obat tertentu hingga mengurangi efektifitasnya
antara lain isoniazid, ketokodinazol, metamin dan tetrasikin.
Oleh karena itu
pemakaian antasid bersama dengan obat-obat tesebut harus berselang waktu
minimal 1-2 jam, antasid diibaratkan
sebagai selimut atau penutup bagi lambung, maka dari itu diminum 1 jam sebelum
makan agar efek dari antasid tersebut seperti isoniazid, ketokodinazol, metamin
dan tetrasiklin bekerja dengan baik setelah itu baru boleh dikonsumsi.
Jenis-jenis
obat antasid :
1. Alumunium
karbonat : dapat digunakan dalam terapi hiperfosfatemi (abnormalitas
fosfat dalam darah) dengan cara mengikat senyawa fosfat disaluran cerna
sehingga mudah
mengabsorpsinya. Karena kemampuan ini juga alumunium karbonat dapat digunakan
untuk mencegah pembentukan batu ginjal.
2. Kalsium
karbonat : dapat digunakan pada kondisi kekurangan kalsium, contohnya osteoporosis
posmenopouse.
3. Magnesium
karbonat : dapat digunakan pada kasus defesiensi magnesium.
Beberapa
jenis antasid tersebut memiliki perbedaan terutama dalam efek menetralkan asam lambung, istilah yang dipakai
untuk menjelaskan hal ini adalah ANC (Antasid Netralizing
Capacity). ANC disajikan dalam
bentuk perbandingan mEq dan FDA mengklarifikasikan perdosis. Antasid
yang baik harus mempunyai kemampuan penetralan yang baik dan juga cepat.
Natrium bikarbonat dan kalium bikarbonat memiliki kemampuan menetralkan yang
terbesar tapi penggunaan jangka panjang sebaiknya dihindari karena akan
mengakibatkan efek samping yang mungkin dapat terjadi.
Kemampuan
melarutkan antasid dalam asam lambung berbeda-beda. Natrium bikarbonat dan
magnesium oksida mempunyai kemampuan melarutkan dengan cepat dan menghasilkan efek
buffer yang relatif cepat,
sedangkan alumunium hidroksida dan kalsium karbonat memiliki kemampuan
melarutkan yang agak lambat. Antasid dalam bentuk sediaan suspensi umumnya
mempunyai kemampuan larut yang lebih cepat dari sediaan tablet maupun
serbuk/puyer. Untuk tablet antasid sangat penting dikunyah dahulu sebelum
dikonsumsi.
Meskipun
relatif aman, antasid juga memiliki efek samping itu antara lain, adanya Hiperasiditas
Rebound dan memiliki alkali syindrome, untuk alumunium hidroksida
efek samping kontipasi dapat muncul. Sedangkan antasid magnesium memiliki efek laxative
(pencahar) dan dapat meningkatkan kadar magnesium dalam darah pada pasien
gagal ginjal.
Terapi
Farmakologi
Terapi bagi penderita maag yaitu dengan
antasid, antihistamin, antikolinergik, demulcenth. Pylory pengobatannya
menggunakan antibiotik (dapat mengurangi iritasi lokal pada lambung, secara
fisik melindungi sel-sel dibawahnya terhadap kontak dengan iritan dari luar).
Khusus untuk sakit maag kronis.
4.2 Tinjauan secara Perundang-undangan
Berdasarkan undang-undang yang dikeluarkan oleh
departemen kesehatan RI Obat Gangguan Lambung termasuk kedalam golongan obat
bebas, penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK. Menkes RI Nomor
2380/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas terbatas yaitu bulatan
berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hijau.
2 komentar:
sumbernya ini dari mana ya?
dari buku memasak ded
Posting Komentar