EVALUASI OBAT BATUK


              



4.1 Pengertian Batuk
Batuk adalah refleks fisiologis yang bisa terjadi pada saluran pernapasan orang sehat maupun sakit. Batuk dapat ditimbulkan pleh berbagai sebab, misalnya rangsangan selaput lendir pernapasan yang terletak di tenggorokan dan cabang-cabang tenggorokan. Radang jalan pernapasan pada bronchitis dan pharingitis. Penyumbatan jalan pernapasan oleh lendir biasanya pilek, bronchitis, dan pertusis. Batuk dapat juga disebabkan oleh bau-bauan, debu, gas, dan perubahan suhu yang mendadak atau juga merupakan gejala dari penyakit TBC, asma, atau kanker paru-paru.
Karena rangsanga saluran pernapasan, maka terjadilah pengeluaran napas secara tiba-tiba dengan kekuatan besa, otot dalam dinding perut dan sekitar rongga badan ditekan dengan tiba-tiba ke atas, sehingga angin yang dikeluarkan menggetarkan selaput suara, maka terjadilah batuk. Karena kekuatan besar itulah, maka batuk akan berfungsi untuk membersihkan saluran pernapasan dari zat-zat yang merangsang penyakit.
Namun batuk juga merupakan suatu penyakit yang dapat menyebabkan gejala yang serius di dalam paru-paru. Apabila penyakit itu sudah memuncak, si sakit akan mengalami serangan batuk yang berulang-ulang. Ini sering berakhir dengan tarikan napas panjang dan dalam, dengan disertai bunyi yang melengking. Batuk yang tidak berat biasanya akan sembuh tanpa menimbulkan kerusakan yang permanen, tetapi penyakit tersebut tetap harus dicegah atau diatasi sendiri mungkin. Pencegahan dan penyembuhan yang tepat sangat diperlukan, terutama pada anak-anak yang sudah lemah karena adanya komplikasi dengan penyakit lain.
4.2 Penyebab Batuk
Berbagai kelainan atau penyakit yang merangsang reseptor batuk atau komponen refleks batuk dapat menimbulkan batuk.
Batuk merupakan gejala umum yang mempunyai nilai diagnostik terbatas, tetapi dapat merupakan satu-satunya in dikasi terdapatnya penyakit bronkopulmoncr yang serius.
Batuk sangat sering terjadi pada perokok, yang kadang-kadang tidak disadari perubahan pada sifat batuk dan ekspektorasilah yang membuat mereka menyadari hal ini. Perubahan ini sering dusebabkan oleh infeksi, tetapi mungkin juga merupakan indikasi terdapatnya kaganasan yang banyak ditemukan pada perokok. Masa tanpa gejala berarti pada perokok berlangsung kira-kira 10 tahun setelah merokok dimulai, setelah itu timbul gejala batuk kronik biasanya disertai dengan sejumlah sputum.
4.3  Macam-macam Batuk
Jenis batuk secara garis besar terbagi menjadi dua bagian yakni:
1.      Batuk Kering atau Batuk Non Produktif
Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang timbulnya batuk. Penyakit influensa biasanya diawali dengan batuk, kadang disertai pilek, demam. Batuk ini harus diobati karena mengganggu kenyamanan tidur, perut nyeri, muntah, bahkan bila vasodilasi, brokonkonstriksi, nyeri, gatal pada kulit. Reseptor histamine yang paling bertanggung jawab terhadap segala alergi.
Batuk ini disebabkan karena infeksi saluran pernafasan bagian atas seperti hidung dan tenggorokan karena flu atau pilek. Namun pada beberapa kasus batuk ini juga bisa muncul karena infeksi saluran pernafasan bawah seperti bronchiolitis dan peradangan saluran udara kecil di paru-paru atau pnemonia, batuk ini bisa jadi  memburuk ketika cuaca panas, saat berada di ruangan yang hangat atau panas.
2.      Batuk Berdahak atau Batuk Produktif
Umumnya batuk ini disebabkan oleh infeksi dan asma. Pada batuk ini terdapat cairan sekresi dan lendir di saluran pernafasan dengan bagian bawah (tenggorokan dan paru-paru). Saat batuk, dahak akan keluar. Batuk berdahak lebih sering terjadi pada saluran nafas yang peka terhadap paparan debu, lembab berlebih, dan sebagainya.
4.4 Penggolongan Batuk
a. Antitusif
Antitusif yaitu obat bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikan ambang rangsang batuk. Mekanisme kerjanya menekan batuk dengan mengurangi iritasi lokal pada reseptor iritan perifer. Contoh antitusif antara lain dekstrometorfan dan difenhidramin.
b.  Ekspektoran
Obat yag dapat membantu mengeluarkan mukus dan bahan lain dari paru, bronchi, dan trachea. Salah satu contoh ekspektoran adalah guaifenesin yag menaikan pembuangan mukus dengan mengencerkannya dan juga melubrikasi. Untuk menunjang kerjanya harus disertai banyak minum air. Mekanisme kerjanya berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran nafas lewat N. Vagus, sehingga menurunka viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak. Contoh ekspektoran antara lain: Gliseryl Guaikolat dan OBH.
            c. Mukolitika
Mukolitika berdaya mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkannya melalui batuk. Zat ini bekerja memutuskan jembatan disulfida. Distribusinya dalam tubuh baik dengan mencapai kadar tinggi, antara lain di saluran pernapasan dan sekret bronchi, sedangkan ekskresinya berlangsung melalui kemih. Contoh obat mukolitik antara lain: bromheksin dan ambroxol.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 01 November 2012

EVALUASI OBAT BATUK


              



4.1 Pengertian Batuk
Batuk adalah refleks fisiologis yang bisa terjadi pada saluran pernapasan orang sehat maupun sakit. Batuk dapat ditimbulkan pleh berbagai sebab, misalnya rangsangan selaput lendir pernapasan yang terletak di tenggorokan dan cabang-cabang tenggorokan. Radang jalan pernapasan pada bronchitis dan pharingitis. Penyumbatan jalan pernapasan oleh lendir biasanya pilek, bronchitis, dan pertusis. Batuk dapat juga disebabkan oleh bau-bauan, debu, gas, dan perubahan suhu yang mendadak atau juga merupakan gejala dari penyakit TBC, asma, atau kanker paru-paru.
Karena rangsanga saluran pernapasan, maka terjadilah pengeluaran napas secara tiba-tiba dengan kekuatan besa, otot dalam dinding perut dan sekitar rongga badan ditekan dengan tiba-tiba ke atas, sehingga angin yang dikeluarkan menggetarkan selaput suara, maka terjadilah batuk. Karena kekuatan besar itulah, maka batuk akan berfungsi untuk membersihkan saluran pernapasan dari zat-zat yang merangsang penyakit.
Namun batuk juga merupakan suatu penyakit yang dapat menyebabkan gejala yang serius di dalam paru-paru. Apabila penyakit itu sudah memuncak, si sakit akan mengalami serangan batuk yang berulang-ulang. Ini sering berakhir dengan tarikan napas panjang dan dalam, dengan disertai bunyi yang melengking. Batuk yang tidak berat biasanya akan sembuh tanpa menimbulkan kerusakan yang permanen, tetapi penyakit tersebut tetap harus dicegah atau diatasi sendiri mungkin. Pencegahan dan penyembuhan yang tepat sangat diperlukan, terutama pada anak-anak yang sudah lemah karena adanya komplikasi dengan penyakit lain.
4.2 Penyebab Batuk
Berbagai kelainan atau penyakit yang merangsang reseptor batuk atau komponen refleks batuk dapat menimbulkan batuk.
Batuk merupakan gejala umum yang mempunyai nilai diagnostik terbatas, tetapi dapat merupakan satu-satunya in dikasi terdapatnya penyakit bronkopulmoncr yang serius.
Batuk sangat sering terjadi pada perokok, yang kadang-kadang tidak disadari perubahan pada sifat batuk dan ekspektorasilah yang membuat mereka menyadari hal ini. Perubahan ini sering dusebabkan oleh infeksi, tetapi mungkin juga merupakan indikasi terdapatnya kaganasan yang banyak ditemukan pada perokok. Masa tanpa gejala berarti pada perokok berlangsung kira-kira 10 tahun setelah merokok dimulai, setelah itu timbul gejala batuk kronik biasanya disertai dengan sejumlah sputum.
4.3  Macam-macam Batuk
Jenis batuk secara garis besar terbagi menjadi dua bagian yakni:
1.      Batuk Kering atau Batuk Non Produktif
Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang timbulnya batuk. Penyakit influensa biasanya diawali dengan batuk, kadang disertai pilek, demam. Batuk ini harus diobati karena mengganggu kenyamanan tidur, perut nyeri, muntah, bahkan bila vasodilasi, brokonkonstriksi, nyeri, gatal pada kulit. Reseptor histamine yang paling bertanggung jawab terhadap segala alergi.
Batuk ini disebabkan karena infeksi saluran pernafasan bagian atas seperti hidung dan tenggorokan karena flu atau pilek. Namun pada beberapa kasus batuk ini juga bisa muncul karena infeksi saluran pernafasan bawah seperti bronchiolitis dan peradangan saluran udara kecil di paru-paru atau pnemonia, batuk ini bisa jadi  memburuk ketika cuaca panas, saat berada di ruangan yang hangat atau panas.
2.      Batuk Berdahak atau Batuk Produktif
Umumnya batuk ini disebabkan oleh infeksi dan asma. Pada batuk ini terdapat cairan sekresi dan lendir di saluran pernafasan dengan bagian bawah (tenggorokan dan paru-paru). Saat batuk, dahak akan keluar. Batuk berdahak lebih sering terjadi pada saluran nafas yang peka terhadap paparan debu, lembab berlebih, dan sebagainya.
4.4 Penggolongan Batuk
a. Antitusif
Antitusif yaitu obat bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikan ambang rangsang batuk. Mekanisme kerjanya menekan batuk dengan mengurangi iritasi lokal pada reseptor iritan perifer. Contoh antitusif antara lain dekstrometorfan dan difenhidramin.
b.  Ekspektoran
Obat yag dapat membantu mengeluarkan mukus dan bahan lain dari paru, bronchi, dan trachea. Salah satu contoh ekspektoran adalah guaifenesin yag menaikan pembuangan mukus dengan mengencerkannya dan juga melubrikasi. Untuk menunjang kerjanya harus disertai banyak minum air. Mekanisme kerjanya berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran nafas lewat N. Vagus, sehingga menurunka viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak. Contoh ekspektoran antara lain: Gliseryl Guaikolat dan OBH.
            c. Mukolitika
Mukolitika berdaya mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkannya melalui batuk. Zat ini bekerja memutuskan jembatan disulfida. Distribusinya dalam tubuh baik dengan mencapai kadar tinggi, antara lain di saluran pernapasan dan sekret bronchi, sedangkan ekskresinya berlangsung melalui kemih. Contoh obat mukolitik antara lain: bromheksin dan ambroxol.

0 komentar:

Posting Komentar